Banyuasin, JITOE.com – Berdasarkan informasi Nana seorang petani di Kecamatan Tanjung Laga Kabupaten Banyuasin menyebutkan harga GKP yang diterima petani dari pembeli/pengusaha combine harvester (combine) berkisar Rp 5.400-5.500.
Apabila dihitung termasuk biaya panennya, harga yang dilepaskan dari pengusaha combine nilainya menjadi berkisar Rp 5.700. Harga tersebut belum termasuk transport ke pabrik penggilingan padi.
Kalau dihitung harga sampai di pabrik, maka nilai GKP menjadi berkisar Rp 6.000. Diketahui kadar air GKP berkisar 25-30%. Supaya menjadi gabah kering giling (GKG) maka GKP harus dikeringkan menjadi maksimal kadar air gabah 14% (kadar air harus diturunkan sekitar 15-16%).
Artinya beli gabah GKP 1.000 kg menjadi GKG berkisar 840 kg. Nilai beli GKP 1.000 kg sebesar Rp 6.000.000 ditambah ongkos pengeringan jadi GKG sebesar Rp 250.000, total biaya Rp 6.250.000.Jadi apabila dikonversikan menjadi GKG berat 840 kg dan biaya yang sudah dikeluarkan Rp 6.250.000. Berarti harga GKG per kg sebesar Rp 7.440. Rendemen GKG menjadi beras konsumsi dari hasil panen padi di Kabupaten Banyuasin berkisar 61-63%. Jadi apabila dikonversikan menjadi beras konsumsi dari penggilingan padi berkisar Rp 11.800.
Dengan demikian, berdasarkan aturan pemerintah pembelian gabah kering giling (GKG) yang dipatok Rp 6.500, artinya pemerintah tidak bisa menyerap panen padi di Kabupaten Banyuasin pada bulan Januari ini. Faktanya harga GKG dipasaran lebih tinggi dibandingkan dengan harga GKG dari ketentuan pemerintah.
Kondisi di lapangan menunjukkan, gabah panen dari Kabupaten Banyuasin cenderung terdistribusi ke pabrik milik swasta/bergerak keluar daerah tidak terserap ke Bulog. (Pudiyaka)
