PalembangSUMSEL

Percepatan Distribusi Batubara, Flyover dan Jam Operasional Jadi Prioritas Sumsel

Palembang, JITOE.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tengah mengupayakan penambahan jam operasional angkutan batubara untuk mempercepat distribusi hasil tambang.

Hal ini diungkapkan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Rencana Pembangunan Flyover Lintas Prabumulih-Muara Enim dan Strategi Pengawasan serta Pemeliharaan Alur Sungai Musi untuk Operasional 24 Jam, yang digelar bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Griya Agung, Selasa (14/01/2025).

Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menekankan pentingnya infrastruktur pendukung, seperti flyover, untuk memperlancar arus transportasi batubara.

Ia menyebut beberapa proyek prioritas, seperti flyover di ruas Simpang Belimbing dan Ujan Mas yang dinilai mendesak untuk segera direalisasikan.

“Kita optimalkan dengan peningkatan sumber daya alam dengan industri transportasi. Jangan ditunda lagi, sebab opportunity lost akan semakin besar. Sudirman-Muara Enim sudah masuk di APBN. Yang paling mendesak adalah pembangunan fly over ruas simpang Belimbing, diusulkan dibiayai PT. KAI,” kata Elen.

Ia juga berharap percepatan distribusi batubara dapat berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan di Sumsel, yang saat ini masih berada 2% di atas rata-rata nasional.

“Melalui FGD ini diharapkan kita dapat merumuskan kajian-kajian teknis yang matang serta terukur untuk mendukung peningkatan kapasitas angkutan batubara di Sumbagsel,” tambah Elen.
Sementara itu Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Rudi As Aturridha, mengungkapkan bahwa pertemuan ini menjadi wadah koordinasi pengembangan angkutan kereta api batu bara di Sumbagsel.

Salah satu fokus utamanya adalah pembangunan flyover di lintas Prabumulih-Muara Enim dan strategi pengawasan serta pemeliharaan alur Sungai Musi untuk aktivitas operasional 24 jam.

Baca Juga:   Polda Sumsel Siagakan Pengamanan Memperingati Hari Buruh 2024

“Pengembangan ini membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, akademisi, dan pengusaha batu bara,” kata Rudi.

Ia menambahkan, infrastruktur pendukung seperti penerangan, navigasi, keamanan, dan fasilitas lainnya harus dipersiapkan untuk menjamin kelancaran operasional Sungai Musi selama 24 jam penuh.

Menurut Rudi, kolaborasi yang solid antara berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan.(*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button