BanyuasinPertanianSUMSEL

Penggilingan Lokal Kosong Gabah Mengalir ke Luar Daerah

Banyuasin, JITOE.COM – Petani di Kabupaten Banyuasin pada bulan Januari ini, sudah mulai panen padi. Kabupaten Banyuasin diketahui menjadi produsen padi terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.
Panen padi sudah dilakukan dengan teknologi alat & mesin pertanian yang disebut Combine harvester (combine) yang mampu panen padi mencapai 20 ton gabah kering panen (GKP) dalam satu hari dengan cukup menggunakan operator 3-5 tenaga kerja.
Sistem panen yang menggunakan teknologi tersebut, merubah sikap petani dalam mengelola pertaniannya terutama dalam mengelola hasil panennya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, setiap jelang panen padi para petani selalu menghadari kesulitan tenaga kerja pemanen, paling tidak per hektar perlu tenaga kerja berkisar 50 orang, biaya tinggi dan prosesnya lama.
Petani di Banyuasin saat ini ketika jelang panen, tidak perlu repot lagi urusan panen. Cukup hubungi (telepon) pembeli/pengusaha combine dan ada kesepakatan harga GKP. Biasanya petani hanya menyisihkan beberapa karung untuk kebutuhan keluarga di bawa pulang.

Baca Juga:   Usai Ditelpon Presiden, Dirut PLN Inspeksi Langsung ke RSUD Rupit

Fakta sekarang panen padi satu hektar hanya memerlukan waktu beberapa jam, hasil gabahnya sudah terkumpul dalam karung (berat 70 kg) dan petani pada hari itu juga sudah terima uang hasil panen padi dan gabah sudah siap dipinggir jalan untuk ditransfer ke alat transportasi.

Seperti contoh fakta pada 16 Januari 2025 di dermaga/bawah jembatan KTM Telang kecamatan Tanjung Laga, terlihat truck plat polisi H dan B menerima transfer gabah GKP dari tongkang-tongkang yang bersandar di dermaga tersebut.

Meski disekitarnya sudah panen, tetapi penggilingan-penggilingan lokal masih relative sepi dari pasokan gabah.
Panen-panen yang terjadi dilakukan melalui transportasi darat dan air dengan tongkang. Transportasi air dengan tongkang yang bermuatan besar, ketika sampai di dermaga langsung ditransfer ke truck tronton dan truck yang ukuran lebih kecil yang mengantri di sekitar dermaga untuk dibawa ke luar wilayah Banyuasin. (Pudiyaka)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button