Muscab PKB Se-Sumsel, Akan Evaluasi Setiap DPC
Muscab PKB Se-Sumsel, Akan Evaluasi Setiap DPC
Jitoe – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dijadwalkan, akan menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) tingkat Kabupaten/ kota se Sumsel secara serentak pada 21 Maret mendatang.
Muscab akan dibuka langsung oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar secara virtual.
Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan, Muscab itu sendiri dengan agenda utama mengevaluasi kinerja DPC- DPC yang ada, sekaligus konsolidasi untuk menghadapi pemilu kedepan, baik nasoional maupun Pilkada.
“Kita akan gelar Muscab serentak 21 Maret, yang insya Allah dibuka langsung ketum PKB Muhaimin Iskandar. Dimana ini evaluasi kinerja DPC sekaligus kita melakukan penyeragaman surat keputusan DPC se Sumsel,” kata Ramlan Holdan, Sabtu (6/3).
Diterangkan Ramlan, pihaknya tidak bisa menjamin kepengurusan DPC disuatu daerah akan tetap dipertahankan. Namun, yang pasti partai akan mengevaluasi kinerja selama ini, jika dianggap berhasil dalam Pemilu dan Pilkada sebelumnya, bisa saja dipertahankan, tetapi jika dinilai gagal bisa saja diganti.
“Tapi, mudah- mudahan masih pengurus yang lama, namun ada pengurus baru yang dimasukan. Sebab target kita pada Pemilu 2024 mendatang menjadi partai tiga besar, sehingga semuanya disiapkan dari awal, mulai dari konsolidasi dan penguatan struktur internal partai,” katanya.
Pihaknya sendiri menargetkan, pada 2021 ini penguatan struktur internal partai hingga ranting harus selesai.
“Jadi, struktur harus clear semua, agar bisa langsung konsolidasi,” katanya.
Mantan anggota DPRD Sumsel ini pun menyatakan, jika PKB lahir sebagai partai politik dari racikan NU (Nahdlatul Ulama), sehingga apa yang dilakukan kedepan tetap berkoordinasi dengan pengurus NU yang ada, untuk kepentingan bangsa.
“Target kita 2021 sudah clear konsolidasi internal, baru eksternal dengan penguatan basis PKB, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) karena mau tak mau yang punya partai ini Nahdlatul Ulama. Jadi salah besar kalau ada yang mengatakan, penggiringan NU ke salah satu partai, orang itu nggak paham sejarah, kita nggak bisa melepaskan antara NU dan PKB. Jadi ada hubungan historis dan aspiratif tidak bisa dilepas antara NU dan PKB,” kata Ramlan.