Business

Mengapa Kita Tidak Kaya?

Oleh : Pudiyaka

PERTANYAAN menggelitik ini awalnya terinspirasi dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika menyampaikan kuliah umum di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Oktober 2018 yang membahas tentang Manajemen Kekayaan Negara.

Sri Mulyani mengaku pernah tinggal cukup lama di Amerika Serikat ketika menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dari cuplikan presentasi Sri Mulyani mengatakan, “Orang Amerika dengan kita makan paginya sama, sekolahnya sama. Apakah orang Amerika lebih pinter, lebih hebat? Jawaban Sri Mulyani mengatakan “TIDAK”. Namun, mengapa orang Amerika menjadi kaya, sedangkan kita tidak kaya?

Meskipun kita (orang Indonesia) sudah bekerja keras banting tulang, tetapi kita tidak kaya. Sedangkan orang Amerika yang pendidikan dan bekerjanya biasa saja, faktanya mereka menjadi kaya.

Hal itu terjadi karena asset yang dimiliki orang Indonesia tidak produktif. Sri Mulyani menyatakan, meskipun orang Indonesia sudah bekerja sangat keras, tetapi asset yang dimiliki tidur, sehingga membuat kita tidak kaya, sedangkan orang Amerika bekerja biasa saja tetapi asset mereka bekerja keras. Itu jawaban Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengingatkan, kita jangan hanya melihat satu sisi saja, misalnya hutang kita banyak. Tetapi kita juga harus melihat sisi lain. Satu sisi hutang kita banyak, tetapi disisi lain dari hutang kita banyak terjadi asset yang kita miliki juga bertambah terus dan asset yang kita miliki dimaksimalkan bisa bekerja keras.

Baca Juga:   Sambangi Kota Palembang Roadshow 5ME2045 LPDP Diminati Mahasiswa

Ketika melihat negara lain maju, lantas jangan kita iri dan jangan marah. Kita juga harus berbuat supaya tidak ada uang menganggur. Tidak ada ruang/bangunan yang menganggur. Dan tidak ada kapital yang menganggur, tegasnya.

Apa itu asset? Bisa kita pahami bahwa asset itu bisa berupa barang, usaha bisnis, dan kemampuan intelektual yang kita miliki dalam kehidupan. Asset itu bisa berwujud misalnya 1. Peralatan dan mesin (komputer milik kaum milenial misalnya), 2. Usaha bisnis (wiraswasta), biasanya dapat pelajaran ini dari keluarga turun temurun-tidak diajarkan di sekolah) 3. Bangunan yang disewakan/dikontrakkan (property) 4.Keahlian kemampuan melihat situasi, practical Intelegence, team work, problem solving, kreative intellegence, analytical Intellegence. 5. Saham. 6. Surat berharga/paten/royalty. 7. Emas dan logam mulia lainnya. 8. Investasi Reksadana. 9. Relasi bisnis/jaringan.

Baca Juga:   KUR BRI 2023 Buka Kembali, Ini Dia Syarat Pengajuan-nya

Untuk mengembangkan asset perlu strategi. Caranya harus rajin dan teguh untuk menyisihkan sebanyak mungkin dari pendapatan yang kita peroleh untuk disimpan menjadi asset, baru kemudian untuk memikirkan kebutuhan untuk belanja konsumtif.

Asset yang dimiliki kita beri pekerjaan, supaya menghasilkan pasive income (asset yang bekerja untuk kita). Asset menjadi investasi yang meningkatkan nilai tambah, sehingga asset yang kita miliki bisa bertambah terus-menerus. [*]

Ilustrasi Foto: @pixabay.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button