Religi

Rahasia Hidup Tenang

Oleh: Pudiyaka

Ilmu itu wajib bagi semua orang yang mendambakan hidup tenang.  Mari kita belajar dari pengalaman kisah-kisah klinik psikologi  yang dilakukan Dedy Susanto  selama lebih dari 14 tahun terkait rahasia hidup tenang.

Dedy Susanto dalam kuliah psikologinya menegaskan bisa kaya itu sebagai bonus, bahagia itu juga bonus.  Jangan menganggap kaya itu harus,  nanti menjadi beban kamu, itu penting.  Bahagia itu juga bonus.  Harus bahagia-bahagia terus itu tidak mungkin.  Psikologi itu mengajari  yang realistis, datang syukur, kalau tidak juga tidak apa-apa.

“Seperti kasus dalam rumah tangga, merasa tidak bahagia, lalu kepengin perkawinannya tidak dipertahankan, nggak bahagia kok dipertahankan……itu pernyataan yang menjadi racun,” tutur Dedy Susanto.  “Kalau gitu prinsipnya, mau kawin 1000 kali juga percuma, emang bisa sama seseorang akan bahagia terus, ….tidak mungkin,” tambahnya.

“Jangan curhat kepada orang yang tidak punya ilmu,….itu bahaya.  Sebenarnya kamu hanya bisa curhat  pada 2 tempat,  Pertama, curhat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan yang kedua curhat kepada orang yang punya ilmunya.   

Rahasia hidup  tenang itu apa?  Jawabnya yaitu jangan salah ingin.

Banyak orang kecemasan, ketakutan karena salah ingin, karena yang bukan haknya,  atau itu bukan bagiannya.  Contoh seorang anak didoktrin orang tuanya, “Kamu harus kuliah di luar negeri ya nak, nanti biayanya akan aku usahain.” 

Anak itu sudah didoktrin harus kuliah di luar negeri,  sehingga  mondar mandir ke berbagai kedutaan besar asing Australia, Jepang, Singapura dan sebagainya,  Akhirnya kalau tidak tercapai akan stres-depresi, karena salah ingin.  Bukan karena kamu tidak layak, bukan karena kamu tidak pinter, mungkin takdir kamu harus kuliah di Indonesia.  Beda takdirnya , mungkin orang lain bisa, ungkap Dedy.

Ada juga seorang wanita yang curhat, ‘Mas suamiku harusnya selalu menghargai aku. Lalu dijawab, ‘ya tidak bisa mbak.’  Itu sudah salah ingin.  Salah harap ini bisa fatal.  Karena hati nurani itu tidak bisa dibohongi.  Beda orang, beda jalan, jangan maksa dong.  Yang didoktrin harus-harus, itu sudah salah ingin.

Baca Juga:   PT KAI Bolehkan Penumpang LRT Berbuka Puasa

Ingin-ingin kita itu tanyakan kepada Tuhan, ingin kita  itu boleh nggak itu penting.  Berdoa itu tidak hanya meminta, tetapi berdoa itu juga mohon petunjuk apa yang inginmu itu boleh nggak, itu juga perlu didoakan.  Boleh dijadikan motivasi , tetapi jangan terlalu mengingini, nanti bisa stres-depresi.

Contoh, ingin ganteng, ingin cantik tidak bisa dipaksakan.  Ngedit fotonya juga jangan terlalu berlebihan, sudahlah ikhlas menerima kenyataan.  Kalaupun harus operasi plastik tujuannya untuk mengembalikan fungsinya, bukan bikin hidung yang kurang mancung dipanjangin,  itu bukan bawaan gitu lho.., tuturnya.

Seperti proses berfikir otak awalnya kosong, harus diisi dan harus dirawat, seperti juga kesehatan kita harus dirawat.  Jangan mainkan doktrin cuci otak.  Digambarkan seperti ini, ‘Saya punya tetangga kerja di Jepang sukses.  Lalu, aku juga bisa, mengingini jalan yang bukan jalan kamu.  Jangan paksakan kalau itu bukan jalan kamu,’  tutur Dedy.

Kalau ingin tahu minat bakatnya apa? Perlu mengikuti test  ke psikollog untuk mengetahui minat bakat  supaya tahu aktifitas yang sesuai dengan dirinya itu apa.

Kadang ingin-ingin kita, ingin yang berasal dari adopsi, inginnya dari seseorang.  Kawan makan jengkol pun, lama-lama kamu juga akan meniru lho, tutur Dedy.  Karena kesukaan-keinginan itu bisa menular.   Ingin jadi pramugari, karena kawan-kawannya jadi pramugari, jadi kepingin juga.

Keinginan itu harus kita evaluasi.  Ini pingin yang asli dari diri kita sendiri atau ini pinginnya temanku yang kita adopsi..  Segala keinginan yang berasal dari  adopsi, akan menimbulkan keputusasaan.  Mungkin nanti setelah usia 50-60 tahun baru menyadari, ternyata kita salah ingin.

Bahagianya orang lain, belum tentu bahagianya kamu.  Kalau nikah hanya sekedar tercukupi finansial, nikah itu murahan banget.  Nilai pernikahan itu  jatuh kalau hanya sekedar memenuhi keuangan.  Padahal  pernikahan itu mulia, sebagai ibadah terlama. 

Baca Juga:   Bolehkah Zakat Fitrah dengan Berhutang? Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Contoh juga, ‘Saya mau nikah nih karena kesepian, nanti kalau dasarnya nikah itu karena kesepian.  Setelah menikah nanti juga akan menjadi lebih kesepian lagi.  Lalu bilang Tuhan tidak adil.  Sebenarnya bukan karena Tuhan tidak adil.  Tidak bertanya kepada Tuhan, tetapi menyalahkan Tuhan, ungkapnya.

Ada juga dalam suatu keluarga suaminya sering membuat jengkel istrinya karena kalau habis mandi anduk dan pakaiannya berserakan tidak rapi.  Lalu istrinya ngomel-ngomel, aku terus yang harus merapikan sambil marah dengan suaminya.

Kejadian itu Dedy  menuturkan, kemungkinan karena  otak kanan suami  sehingga lebih cenderung dominan aktifitas seni, kreatifitas, dinamis, intuitif, kreatif,  yang kecenderungan srampangan, karena lebih dominan pada otak kanan.   Sedangkan istrinya cenderung lebih dominan pada otak kiri yang lebih pas dalam aktifitas yang lebih suka kerapian, administrasi, legal, kearsipan.  Akhirnya seringkali terjadi cekcok, ribut dalam rumah tangga, bahkan terkadang terbesit kalau begitu kita pisah saja, karena tidak cocok.  Padahal sebenarnya persoalan yang terjadi karena perbedaan suami yang cenderung dominan menggunakan otak kanan dan istri yang lebih dominan menggunakan otak kiri.

Istri minta supaya suami berubah atas apa sesuatu yang tidak bisa berubah, karena dominasi otak yang berbeda, yang tidak mampu monoton.  Bagi yang memiliki dominan otak kiri, tidak cocok jadi psikolog, karena psikologi itu pekerjaan seni, bukan hitung-hitungan.

Lalu Dedy merumuskan bahwa  Rahasia Hidup Tenang, itu hanya satu, yaitu jangan salah ingin.  Jangan mengingini yang bukan hakmu, jangan mengingini yang bukan jalanmu.  Kalau bisa begitu.  Yakin hidupmu akan uu eeenak banget.  Ada ridho Illahi,  Apa-apa jadi semakin besar, apa-apa bisa gampang, gampang rezekinya, gampang kemanfaatannya.  Dan jangan pamerkan kebahagian, yang menyebabkan banyak orang jadi salah ingin. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button