Tiga Fokus Utama Dalam Presidensi G20
Editor: Pudiyaka
JITOE – Terkait transisi menuju ekonomi hijau, Presiden RI mengatakan hal ini merupakan tanggung jawab sekaligus peluang besar bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi di sektor energi terbarukan. Karena itu, transisi menuju ekonomi hijau harus diikuti dengan skenario dan peta jalan yang jelas, termasuk pendanaan dan investasi.
“Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan sebesar 418 MW yang bersumber dari air, panas bumi, angin, maupun matahari. Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya mineral logam yang dibutuhkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan seperti nikel, bauksit, dan tembaga,” ujar Presiden Jokowi dalam B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis (27/01/2022).
Presiden RI juga mengungkapkan, Indonesia harus bisa memastikan ketersediaan suplai bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia. Namun dengan catatan bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi.
Terkait investasi, Presiden mengatakan akan mendorong investasi di sektor produksi tembaga dan timah, serta membuka investasi juga untuk sektor swasta. Menurutnya, solusi global dalam hal pendanaan dan kemitraan merupakan agenda yang harus menjadi perhatian utama.
Selanjutnya, dalam fokus teknologi digital, Indonesia terus mendorong, terutama yang mempunyai kontribusi langsung kepada pemberdayaan UMKM dan pengembangan SDM. Hal ini jelas akan menarik investasi di sektor teknologi.
“Kami ingin mengundang investasi yang memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari transformasi ekonomi digital ini. Saat ini Indonesia memiliki 1 Decacorn dan 8 Unicorn,” tambah Jokowi.
Selain UMKM, teknologi digital Indonesia juga terus didorong pemerintah dengan cara mendorong interkonektivitas global. Saat ini ada 3 investasi pembangunan kabel telekomunikasi bawah laut yang sedang berproses yang menghubungkan Indonesia langsung dengan pantai barat Amerika Serikat tanpa ada negara perantara. Pembangunan kabel telekomunikasi bawah laut ini akan meningkatkan kapasitas bandwidth Indonesia lebih dari 100%.
“Indonesia juga akan memainkan peran penting dalam ekosistem semikonduktor di tahun 2022. Kita akan membangun fasilitas desain dan pabrik polysilicon di Jawa Tengah dengan kapasitas 40.000 ton. Produk ini akan kita fokuskan untuk mensuplai kebutuhan solar cell. Namun dalam beberapa tahun ke depan akan difokuskan untuk semikonduktor,” tuturnya.
Terakhir, presidensi G20 juga akan berfokus pada pembenahan arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif, berpegang pada asas kesetaraan dan tanggap terhadap krisis. Presiden RI secara khusus mengajak forum B20 untuk berkolaborasi, memobilisasi sumber daya untuk membiayai inovasi dan pemerataan produksi vaksin, obat dan alat kesehatan.
“Kita akan memprioritaskan pembelian farmasi dan alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri. Prinsipnya kalau sudah bisa diproduksi di dalam negeri, anggaran pemerintah tidak akan membeli yang impor. Oleh karena itu kami juga mengundang investasi di sektor kesehatan di Indonesia yang sekaligus memperkuat sistem ketahanan kesehatan global,” pungkas Presiden. (*)