JITOE – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatra Selatan (Sumsel) memprakirakan musim kemarau di wilayah Sumsel akan berlangsung pada Juli hingga Agustus 2023.
Di bulan Juli, puncak musim kemarau akan terjadi di bagian barat Sumsel, yaitu Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Empat Lawang, dan Kabupaten Lahat.
Pada Agustus di bagian tengah dan timur Sumsel, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin, Ogan Komering.
BMKG Sumsel juga memprakirakan akan ada potensi El Nino pada semester kedua Tahun 2023.
“Sehingga semua pihak pemangku kepentingan berkaca dari tahun 2015 dan 2019 yang terjadinya El Nino. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup signifikan di wilayah Sumsel yang menyebabkan asap dapat timbul hingga masuk ke Kota Palembang,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo di Palembang dikutip dari Antara, Senin (08/05/2023)
BMKG Sumsel juga telah mengimbau masyarakat dan terutama pemerintah daerah untuk siap siaga terhadap dampak El Nino.
“Apabila benar-benar terjadi El Nino tersebut dampaknya itu akan cukup signifikan di wilayah timur Sumsel karena banyak memiliki lahan gambut. Jadi bila titik panas terjadi di musim kemarau cukup banyak di daerah tersebut itu akan memudahkan terjadinya karhutla,” kata dia.
Sebelumnya Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru telah memberi izin untuk mengoperasikan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai upaya menanggulangi bencana karhutla. Ia mengatakan surat izin melakukan TMC diterbitkan pada Rabu (26/4/2023) yang kemudian diteruskan ke setiap kepala daerah di 17 kabupaten dan kota di Sumsel.
Pada Maret 2023, ia menerbitkan surat penetapan bahwa Sumsel berstatus siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. TMC merupakan kegiatan modifikasi atau merekayasa cuaca untuk meningkatkan potensi turun hujan di antaranya dengan cara menyemai garam dalam jumlah besar ke awan potensial. (*)
Editor: M. Anton