JITOE.com, Palembang – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi untuk Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada Januari 2024.
Menurut laporan tersebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumsel mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm), menandai penurunan dari inflasi 0,15% (mtm) pada bulan Desember 2023. Namun, secara tahunan, IHK Sumsel mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,35% (yoy), sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Perubahan perhitungan inflasi tahun dasar 2022 dan penambahan dua kota perhitungan IHK, yaitu Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), menjadi faktor penentu dalam hasil ini.
“Empat komoditas utama, seperti cabai merah, cabai rawit, angkutan udara, dan beras, menjadi penyumbang deflasi terbesar pada bulan Januari 2024,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky P Gozali, dalam siaran pers, Kamis (08/02/2024).
Cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga karena memasuki masa panen, sementara tarif angkutan udara mengalami normalisasi setelah berakhirnya masa liburan sekolah dan Natal-Tahun Baru. Harga beras juga turun karena beberapa wilayah di Sumsel memasuki masa panen.
Pengendalian inflasi di awal tahun 2024 menjadi fokus Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel.
“Melalui Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak Se-Sumatera Selatan (GPISS), pemerintah bersama berbagai pihak melakukan upaya pengendalian inflasi, terutama pada komoditas pangan bergejolak. Strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif) diimplementasikan untuk memastikan keberlanjutan penurunan ekspektasi inflasi,” kata Ricky.
Optimisme masyarakat pada Januari 2024 tetap tinggi, meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan Desember 2023, menurut hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 6,00% sebagai langkah pro-stability dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Dengan berbagai upaya pengendalian inflasi yang dilakukan, Bank Indonesia dan pemerintah berharap inflasi di Sumsel tetap dalam kisaran 2,5±1% pada tahun 2024.(*)