5 Keistimewaan Bulan Sya’ban dan Amalan
JITOE – Sya’ban adalah bulan pertengahan di antara dua bulan mulia yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Secara bahasa, Sya’ban berasal dari dari kata Syu’ub artinya mencari mata air, karena jauh sebelumnya orang-orang Arab terdahulu suka mencari mata air pada bulan tersebut, atau lembah-lembah/gunung.
Ternyata di bulan Sya’ban ini Rasulullah SAW justru melakukan banyak persiapan dalam mengisi waktu-waktu di bulan Sya’ban sehingga melebihi bulan-bulan lainnya.
Amalan-amlan shaleh yang dilakukan pada bulan Sya’ban sering diistilahkan sebagai ‘pemanasan’ untuk melakukan amalan-amalan terbaiknya di bulan selanjutnya.
Bulan ini juga memiliki banyak keutamaan, sehingga kerap dimanfaatkan untuk melakukan banyak kebaikan demi memperkuat keimanan.
Karena letaknya yang berada di antara bulan-bulan mulia, maka tak heran jika bulan Syaban memiliki sejumlah keutamaan.
Mulai dari keuntamaan untuk peningkatan kualitas hidup di dunia maupun kualitas keimanan kepada Allah. Lantas, apa saja keutamaan dari bulan Syaban? Melansir dari NU online, berikut 5 keistimewaan bulan Syaban.
- Menyangkut Peningkatan Kualitas Hidup
Keutamaan bulan Syaban yang pertama adalah menyangkut pada peningkatan kualitas hidup seseorang. Karena diapit oleh bulan Rajab dan Ramadan, bulan Syaban ini sering dilupakan. Padahal, banyak keutamaan yang dapat dilakukan pada bulan ini untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan.
Selain itu, bulan Syaban juga memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan. Hal ini dilakukan dengan cara memperbanyak ibadah sunnah, seperti berpuasa, bersedekah, dan berzikir. Selain untuk menyambut Ramadan, ibadah sunnah ini juga dilakukan karena pada bulan ini amal ibadah manusia diangkat ke langit. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Bulan Syaban adalah bulan yang biasa dilupakan orang karena letaknya antara bulan rajab dan bulan Ramadan. Bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (H.R Abu Dawud dan Nasa’i)
- Bulan Penuh Ampunan
Karena bulan Syaban menjadi bulan diangkatnya amal manusia, maka dianjurkan untuk memperbanyak zikir. Umat Islam juga dianjurkan untuk memohon ampunan dan pertolongan dari Allah SWT. Pasalnya, pada bulan ini Allah banyak memberikan kebaikan kepada hambanya, berupa maghfirah (ampunan), syafaat (pertolongan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksa neraka). Oleh karena itu, kaum muslimin harus berusaha untuk memuliakan bulan ini dengan banyak beribadah.
- Bulan yang Disenangi Rasulullah untuk Berpuasa
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan jika Aisyah pernah berkata Rasulullah SAW sangat menyukai bulan Syaban untuk berpuasa. Rasulullah juga tidak pernah berpuasa sunnah lebih banyak di bulan-bulan lain, selain bulan Syaban. Hal inilah yang menambah keutamaan dan kemuliaan dari bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadan.
Aisyah radhiyallahu anha pernah berkata, yang artinya: “Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunnah di dalamnya adalah Syaban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadan.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa’i)
- Nisfu Sya’ban
Keutamaan bulan Syaban yang selanjutnya terletak pada pertengahan bulannya yang disebut juga dengan nisfu syaban. Secara harfiah, nishfu syaban berarti malam pertengahan bulan Syaban yang terletak pada tanggal 15 syaban. Pada malam ini umat Islam meyakini jika malaikat pencatat amal akan menyerahkan catatan amal manusia selama setahun kepada Allah untuk diganti dengan yang baru. Selain itu, pada 13-14 syaban juga dipercaya sebagai hari dimana Allah akan memberikan syafaatnya kepada manusia. Para ulama juga kerap menyatakan malam nishfu syaban sebagai malam pengampunan.
- Turun Ayat untuk Bershalawat Pada Nabi
Keutamaan bulan Syaban yang terakhir adalah turunnya ayat yang memerintahkan umat Islam untuk bershalawat kepada Rasulullah. Ayat tersebut terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab Ayat 56) (*)