EkonomiSUMSEL

Harga Cabai Pengaruhi Inflasi di Sumsel

JITOE – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat kenaikan harga komoditas cabai memberikan andil terbesar pada inflasi di Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Juli 2022, sebesar 0,76 persen.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumsel Sukerik di Palembang, Senin (01/08/2022), mengatakan angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, dan tomat mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan rata-rata harga bulan Juni 2022.

Karena itu, per Juli 2022 untuk inflasi tahun kalender 2022 (kumulatif) Sumsel sudah mencapai 5,15 persen. Sedangkan, inflasi tahunan “Year on Year” (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 6,26 persen.

Kota Palembang pada bulan Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 0,76 persen, inflasi tahun kalender 2022 (kumulatif) bulan Januari sampai Juli 2022 sebesar 5,17 persen. Inflasi tahunan “Year on Year” (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 6,29 persen.

Kota Lubuk Linggau pada bulan Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 0,68 persen, inflasi tahun kalender 2022 (kumulatif) bulan Januari sampai Juli 2022 sebesar 4,93 persen. Inflasi Tahunan “Year on Year” (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 5,96 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau pada bulan Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 1,64 persen sehingga memberikan andil inflasi umum sebesar 0,52 persen.

Baca Juga:   Berhasil Tekan Inflasi, Kemenkeu Beri Sumsel Reward DID Senilai Rp10,32 Miliar

Komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah cabai merah naik harganya rata-rata sebesar 23,95 persen menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,345 persen, bawang merah naik harganya rata-rata sebesar 8,48 persen menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,058 persen, dan daging ayam ras naik harganya rata-rata sebesar 3,43 persen menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,057 persen.

Sementara, untuk kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki pada Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 1,08 persen atau memberikan andil inflasi umum sebesar 0,06 persen.

Komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah seragam sekolah anak naik harganya rata-rata sebesar 11,40 persen sehingga menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,023 persen.

Baca Juga:   Januari 2024, Kasus DBD di Sumsel Meningkat Capai 761 Kasus

Sedangkan yang ketiga, yakni kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Pada Juli 2022, kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,02 persen.

Komoditas dominan menyebabkan terjadinya inflasi pada kelompok ini, adalah tarif listrik mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 0,28 persen sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,006 persen, semen mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 1,31 persen sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,005 persen.

Kemudian, bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 0,12 persen sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,002 persen

Secara keseluruhan, Indonesia pada Juli 2022, berdasarkan pemantauan harga selama bulan Juli 2022 pada 90 kota IHK di seluruh Indonesia, menunjukkan bahwa seluruh kota IHK mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 2,27 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung dan Pematang Siantar sebesar 0,04 persen. (*)

Antara

Editor: M. Anton

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button