Harga Minyak Dunia Makin Turun di Bawah USD90 Barel, Dapatkah BBM Ikutan Turun ?
Editor: M. Anton
JITOE – Harga minyak dunia semakin turun dipicu data perdagangan China yang suram mendorong kekhawatiran investor tentang risiko resesi.
Harga minyak dunia jens Brent, patokan internasional, turun USD4,83 menjadi USD88 per barel, jatuh di bawah USD90 per barel untuk kali pertama sejak 8 Februari.
Sementara harga minyak mentah jens light sweet atau West Texas Intermediate Amerika Serikat anjlok USD4,94, atau 5,7 persen menjadi USD81,94 per barel, level terendah sejak Januari.
“Saat ini pasar mendasarkan kekhawatirannya tentang apa yang akan terjadi karena harga energi yang meningkat tajam di Eropa, permintaan yang melambat di Eropa, dan kenaikan suku bunga,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Sejumlah bank sentral dunia dijadwalkan untuk mempertahankan kenaikan suku bunga guna meredam laju inflasi, tetapi beberapa ekonom mengatakan Amerika Serikat tampaknya berada di tempat yang lebih baik untuk menghadapi badai.
Itu mendorong dolar ke puncak 24 tahun terhadap yen, dan level tertinggi 37 tahun versus poundsterling. Dolar AS yang lebih kuat menekan harga minyak, karena sebagian besar penjualan minyak di seluruh dunia ditransaksikan dalam greenback.
Bank Sentral Eropa diperkirakan menaikkan suku bunga yang tajam ketika bertemu pada Kamis. Pertemuan Federal Reserve menyusul pada 21 September.
Bank of Canada menaikkan suku bunga tiga perempat poin persentase ke level tertinggi 14 tahun, Rabu, sesuai ekspektasi, dan mengatakan suku bunga harus naik lebih tinggi guna mengerem inflasi.
Data ekonomi China yang lemah dan kebijakan nol-Covid yang ketat menambah kekhawatiran permintaan. Impor minyak mentah China pada Agustus melorot 9,4 persen dari tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan.
Harga menarik beberapa dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan menghentikan ekspor minyak dan gas negara itu jika pembatasan harga diberlakukan.
Uni Eropa mengusulkan untuk membatasi gas Rusia hanya beberapa jam kemudian, meningkatkan risiko penjatahan di beberapa negara terkaya di dunia musim dingin ini.
Uni Eropa mengusulkan untuk membatasi harga gas Rusia beberapa jam kemudian, meningkatkan risiko penjatahan di beberapa negara terkaya di dunia itu pada musim dingin ini. Gazprom Rusia menghentikan aliran dari pipa Nord Stream 1, memotong sebagian besar pasokan ke Eropa.
Sementara itu, lembaga pemeringkat kredit Fitch, mengatakan penghentian pipa Nord Stream 1 meningkatkan kemungkinan resesi di zona euro. (*)