BudayaOpini

Ibu Kasur, Pak Kasur, dan “R Bederot” dalam deretan Lagu Anak-Anak

Oleh: Bangsa Prabu

Awak yang mengaku-ngaku wong Palembang coba katakan, “Ular melingkar-lingkar di atas pagar rumah Pak Umar.”

Jika belibet atau kesulitan, maka dapat dikatakan, “Awak (kau) – asli (tak salah lagi), wong Plembang nian.”

Ini hanya sekadar anekdot untuk wong Palembang yang kesulitan melafalkan huruf ‘R’ atau sering disebut “R berderot”. Namun tidak sepenuhnya orang Palembang tidak dapat mengucapkan huruf R, apalagi di zaman kekinian.

Selain “R Bederot”, sebenarnya ada beberapa ciri khas wong Palembang yang dikenal secara umum, di antaranya biasa makan pempek dan menghirup cuko di pagi hari, banyak gawe (banyak kerjaan) alias tidak pernah menganggur, dan kalau makan (cemilan/kudapan) menyisakan satu.

“R Bederot” atau cadel dalam bahasa Indonesia, merupakan kondisi yang merepotkan dan mungkin menyiksa bagi yang mengalami, tapi bikin bahagia buat sebagian lainnya, karena intonasi dan irama orang cadel ketika bicara dapat membuat orang lain tertawa.

Dalam istilah medis, cadel disebut rhotacism. Merupakan masalah linguistik yang didefinisikan sebagai kurangnya kemampuan atau kesulitan dalam mengucapkan bunyi ‘R’. Biasanya, ketika orang cadel melafalkan ‘R’, akan terdengar seperti huruf ‘L’ atau ‘W’.

Siapa Ibu Kasur di Google Doodle

Minggu, 16 Januari 2022, Google Doodle memasang ilustrasi wajah Ibu Kasur. Terdapat tulisan “Sandiah Ibu Kasur’s 96th Birthday” yang berarti hari ini adalah hari kelahiran Ibu Kasur. Google membuat doodle Ibu Kasur dikelilingi dengan anak-anak dan taman bermain.

Baca Juga:   Palembang Kota Pusaka 2022

Kontan, ilustrasi ini membuat jagat maya heboh.

Siapa sih Ibu Kasur?

Tokoh perempuan Indonesia ini bernama asli Sandiah. Beliau adalah seorang pengajar sekaligus seniman yang menciptakan lagu untuk anak-anak Indonesia. Namanya cukup dikenal di era 90-an. Beliau menghembuskan napas terakhir 19 tahun lalu, pada 22 Oktober 2002, ketika berusia 76 tahun.

Wujud Kasih Sayang

Ibu Kasur bersama suaminya Pak Kasur begitu sayang dan perhatian dengan anak-anak. Wujud perhatian dinamic duo ini tampak dalam setiap detail lagu anak yang mereka ciptakan.

Karya Ibu Kasur di antaranya ‘Sayang Semuanya’, ‘Kucingku’, ‘Bertepuk Tangan’, dan ‘Mari Sembunyi’. Sementara lagu ciptaan Pak Kasur yang sangat populer di antaranya adalah “Dua Mata Saya’, ‘Bangun Tidur’, ‘Potong Bebek Angsa’, dan masih banyak lagi.

Nama asli Pak Kasur adalah Soerjono. Penamaan “Kasur” sebenarnya berasal dari sebutan “Kak Soer”, panggilan Soerjono waktu muda. Pak Kasur meninggal pada 26 Juni 1992.

Dalam proses mengarang lagu, Ibu Kasur dan Pak Kasur paham bahwa anak-anak kesulitan dalam penyebutan huruf R, atau baso Palembang R bederot.

Ibu Kasur dan Pak Kasur berusaha menghindari penggunaan ‘r’ dalam setiap lagu yang ia karang. Huruf ‘r’, mungkin dianggap sebatas huruf saja oleh banyak orang. Namun, bagi anak kecil dan mereka yang cadel, huruf ‘r’ dapat menjadi trigger atau membuka aib, atau bisa jadi petaka.

Baca Juga:   Palembang Banjir Pantaskah Salahkan Hujan?

“Alasannya, huruf ‘r’ itu ‘kan termasuk huruf yang relatif sulit di lidah anak-anak,” terang Bu Kasur dikutip dalam satu penelitian Universitas Diponegoro.

Jadi, alih-alih memaksa anak-anak balita untuk dapat segera melafalkan huruf ‘r’, Ibu Kasur dan Pak Kasur malah menghindari, membuat lagu yang tidak merepotkan anak-anak (maksud menghindari bukan berarti tidak ada huruf ‘r’).

Kasih sayang dan usaha Ibu Kasur dan Pak Kasur untuk menghindari huruf ‘r’ sebetulnya juga menjadi pesan tersembunyi. Secara tidak langsung bahwa mereka yang cadel juga berhak bahagia, bersenang-senang bersama kawan dengan lagu-lagu yang jenaka.

Hingga saat ini, karya Bu Kasur dan Pak Kasur sukses menjadi sarana anak-anak untuk bersuka ria dan belajar melalui lagu, serta meningkatkan rasa sayang anak kepada keluarganya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button