JITOE.com, Palembang – Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dinkes Sumsel) mencatat lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada bulan Januari 2024. Jumlah kasus mencapai 761, menunjukkan peningkatan dari 499 kasus pada bulan Desember 2023.
Peningkatan tersebut terjadi di berbagai daerah, dengan jumlah kasus tertinggi di Kota Palembang (131 kasus)
- Musi Banyuasin (105 kasus),
- Ogan Ilir (99 kasus)
- Ogan Komering Ulu (OKU) sebanyak 86 kasus,
- Prabumulih sebanyak 74 kasus,
- Muara Enim sebanyak 43 kasus,
- Lahat sebanyak 31 kasus.
- OKU Selatan sebanyak 37 kasus,
- OKU Timur sebanyak 31 kasus,
- Musi Rawas sebanyak 13 kasus,
- Ogan Komering Ilir (OKI) sebanyak 11 kasus,
- Banyuasin sebanyak 25 kasus,
- Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sebanyak 17 kasus,
- Pagaralam sebanyak 16 kasus,
- Musi Rawa Utara (Muratara) sebanyak 15 kasus,
- Lubuklinggau sebanyak 11 kasus,
- dan Empat Lawang sebanyak 9 kasus.
Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumsel, Muyono, daerah Banyuasin, OKU Selatan, dan Palembang melaporkan kasus kematian akibat DBD.
“Untuk yang meninggal dunia akibat DBD ada di daerah Banyuasin dua orang meninggal dunia, OKU Selatan dua orang meninggal dunia dan Palembang 3 orang meninggal dunia,” jelasnya.
Dinkes Sumsel telah merespons dengan memberikan bantuan berupa Zeta Sipermethrin, Temegard, Abate, dan RDT DBD Combo ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Surat edaran juga telah dikeluarkan dua kali pada bulan Januari 2024 untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD.
Meskipun telah dilakukan fogging untuk memberantas nyamuk, Muyono menyebutkan bahwa cara ini kurang efektif, terutama untuk nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi penyebab DBD.
Ia menekankan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan seperti menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Pihak Dinkes Sumsel juga mengajak masyarakat untuk bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah preventif dalam memutus rantai penyebaran virus penyebab DBD.(*)