Editor: M. Anton
JITOE – Pembangunan lift di Jembatan Ampera Palembang atas inisiasi Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional Wilayah III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikabarkan akan dilakukan pada akhir 2022.
Rencana tersebut mendapatkan respons positif dari Pemerintah Kota Palembang.
Plt Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan M Affandi bahkan memastikan pemasangan lift di Jembatan Ampera itu tidak akan membahayakan, karena secara teknologi hal itu biasa dilakukan di jembatan.
“Memang Jembatan Ampera ini sudah ada sejak 1962, tapi tidak masalah karena beban yang akan diangkat itu dibatasi, mungkin maksimal enam orang. Dari struktur tidak terlalu beban, ini tidak masalah,” kata Affandi.
Namun, lantaran Jembatan Ampera merupakan aset cagar budaya, menurut Affandi perlu adanya diskusi bersama dengan para pihak terutama Tim Ahli Cagar Budaya Sumsel.
Sebelumnya, Perkumpulan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sumatera Selatan mengharapkan rencana pemerintah untuk membangun fasilitas tangga otomatis atau lift di Jembatan Ampera dapat dikaji secara akademis.
Ketua TACB Palembang Retno Purwati menyampaikan, jika sejumlah pertanyaan itu terjawab dengan solusi yang mengedepankan pelestarian, itu tidak menjadi masalah.
“Kalau solusi mengedepankan kelestarian, silahkan. Intinya harus ada kajian pelestarian, bukan hanya kajian teknis saja,” kata Retno.
“Kalau alasannya hanya untuk memudahkan pemeliharaan, kok menurut saya kurang tepat ya? Pemeliharaannya berapa kali sih dilakukan dalam setahun sehingga perlu ditambahkan lift. Alasan berikutnya, lift juga bisa digunakan untuk wisatawan. Apakah sudah dilakukan kajian juga terhadap wisatawan terhadap kelertarian untuk melihat Palembang dari atas Ampera. Berapa banyak wisatawan yang kira-kira akan memanfaatkan lift ini?” Arkeolog Sumsel itu mempertanyakan. (*)