SUMSEL

Mengajak Milenial Menuju Lumbung Pangan Dunia

Syarat kaum milenial mau terlibat dalam suatu usaha, tentu dalam bentuk usaha yang didukung dengan inovasi-teknologi yang maju dan juga secara finansial yang sangat menguntungkan.
Di era pemerintahan Presiden Prabowo ini, food estate menjadi prioritas terutama dalam upaya mencapai swasembada pangan utamanya produksi padi.
Berdasarkan pengalaman dari era Orde Baru hingga saat ini, pertanian tanaman pangan hanya didukung oleh usahatani dengan skala usaha kecil, bahkan sering dengan sebutan petani gurem, karena usaha pertanian pangan sifatnya hanya subsisten (pangan untuk mencukupi kebutuhan keluarga), tidak bersifat komersial. Faktanya usahatani padi sudah berlangsung puluhan tahun, inovasi-teknologinya tidak mengikuti jamannya. Sehingga usahanya tidak kompetitif dan harga produk seperti beras menjadi lebih mahal tetapi usahatani padi tetap tidak menguntungkan petani karena dikelola dalam skala usaha kelas gurem.
Konsep pembangunan pertanian pangan yang digerakkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di era Presiden Prabowo ini merupakan langkah berani dalam upaya mencapai swasembada pangan.
Mengingat pembangunan food estate dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga era Presiden Joko Widodo bahkan Menhan Prabowo saat itu juga ikut andil dalam kegagalan pembangunan food estate.
Munculnya kembali Menteri Pertanian Amran Sulaiman, nampaknya membawa angin segar, membawa semangat baru. Meskipun selama ini food estate mengalami kegagalan. Tetapi di era Presiden Prabowo ini food estate didukung oleh perusahaan-perusahaan yang mempunyai kemampuan sangat besar, sehingga direncanakan bisa mencetak sawah baru dengan luasan sekitar 3 juta hektar.
Konsep usahanya meniru seperti di AS, Jepang, Korea, dengan menggunakan teknologi tinggi, skala usaha luas dan sifatnya komersial-yang menguntungkan.
Begitu juga dalam penggunaan sumberdaya manusia, Menteri Amran Sulaiman mengibaratkan kalau jadi pegawai biasanya gaji per bulan hanya Rp 2 – 3 juta. Tetapi Amran Sulaiman dalam rangka pengembangan food estate ini berani menjanjikan gaji per bulan untuk kaum Milenial yang bersedia menjadi petani dengan penghasilan per bulan lebih dari Rp 10 Juta, tentu ini nilai yang sangat fantastis-menggiurkan.
Upaya Amran Sulaiman terus membuat daya tarik untuk menggaet kaum milenial supaya bersedia dapat ikut terlibat dalam pengembangan pertanian pangan di Indonesia, karena pemuda merupakan harapan masa depan bangsa ini.
Amran Sulaiman bahkan menjanjikan, pertanian yang dikembangkan tidak seperti cara yang dilakukan selama ini. Pertanian katanya akan dikelola dengan menggunakan teknologi tinggi, peralatan canggih, tractor ukuran besar bahkan menggunakan drone dan peralatan mekanisasi lain yang memungkinkan laki-laki dan perempuan milenial bisa bekerja di lahan pertanian dengan kemampuan mengelola lahan dalam skala usaha yang luas dan diusahakan secara komersial. Apakah kali ini pembangunan food estate akan sukses. Mari kita cermati secara seksama. Apakah benar dalam tempo 5 tahun ke depan food estate akan menjadi lumbung pangan dunia? (Pudiyaka)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button