JITOE.com, Palembang – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) pertama di Indonesia. SPALDT ini berlokasi di Sei Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (26/10/2023).
“Selama 9 tahun ini saya telah meresmikan banyak sekali bendungan, bandara, jalan tol, TPA dan berbagai infrastruktur lainnya. Tetapi baru kali ini yang pertama kalinya meresmikan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik yang Terpusat,” kata Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, sistem pengolahan air limbah ini sangatlah penting bagi kesehatan masyarakat juga meningkatkan kualitas lingkungan. Seperti yang diketahui bahwa Sungai Musi sangatlah penting bagi warga Provinsi Sumsel khususnya Kota Palembang. Terlebih, sungai ini juga masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi dan mendukung kegiatan rumah tangga lainnya padahal sudah tercemar limbah sehingga dapat membahayakan kesehatan mereka.
“Karena itu keberadaan sistem pengelolaan limbah domestik ini sangat penting untuk mengurangi pencemaran di Sungai Musi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan menurunkan kualitas lingkungan di Kota Palembang,” sambung Presiden Jokowi.
“Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang telahmasyarakat membantu proyek ini, membantu memulihkan lingkungan dan meningkatkan kesehatannya. Saya harap proyek yang sekarang baru menjangkau 10% dari penduduk kota Palembang ini nantinya bisa terus dilanjutkan sehingga Sungai Musi semakin bersih, indah dan masyarakat hidup yang hidup di sekitarnya dapat semakin sehat dan aman beraktivitas,” tuturnya.
Mengutip dari rri.co.id, sebagaimana diketahui Sistim Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) Kota Palembang ini, dilakukan ujicoba perdana pada Kamis 10/8/2023 oleh Menteri PUPR RI, Basuki Hadimulyono didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia, HE Penny Williams beserta H. Herman Deru dan H. Harnojoyo, ketika masih menjabat kepala daerah.
“Airnya jauh lebih jernih dari pada air sungai di manapun, jangan dibandingkan dengan Sungai Musi, jadi PH-nya saja sudah 6,9 ya, jadi hanya yang tersisa hanya Bakteri E Coli yang bikin sakit perut, nggak ada baunya,” ungkap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat melakukan kunjungan saat itu.
Basuki mengatakan proyek senilai Rp1,6 T tersebut merupakan kolaborasi pendanaan dari pemerintah Australia dan Indonesia.
Dengan rincian, Rp600 M lebih dari hibah Australia untuk pembangunan fisik IPAL. Sedangkan pembangunan jaringan pipa premier dan sambungan rumah (SR) didanai APBN dan APBD sebesar Rp1,2 triliun.
“Australia membangun ini (IPAL), APBN membuat pipa distribusi dan transmisi, arterinya tersiernya. Nanti Gubernur dan Pak Walikota itu sambungan rumahnya. Jadi ini kolaborasi yang baik sekali,” kata pak Bas, sapaan akrabnya.
Setelah beroperasi penuh nantinya, IPAL Palembang dapat melayani lebih dari 100.000 orang dengan maksimal 22.000 sambungan (rumah tangga, niaga, kantor).
Namun untuk tahap awal, IPAL Palembang yang dibangun diatas lahan seluas 5,8 hektar itu akan menyediakan 8.000 sambungan dan memberikan manfaat bagi 40.000 orang.
“Jadi yang dari WC, dari rumah tangga maupun dari kantor-kantor maupun dari komersial restoran itu akan dibawa ke sini secara piping. Totalnya ada 100.000 kapasitas sambungan rumah yang bisa dilayani dari IPAL Ini, ” ujarnya.
Senada dengan Basuki, Dubes Australia Penny Willams juga mengatakan pembangunan IPAL ini merupakan contoh kongkrit kerjasama yang baik antara kedua negara dalam bidang kesehatan dan lingkungan.
“Ini adalah contoh konkrit dalam program kemitraan pembangunan antara Australia dan Indonesia yang akan membantu dalam bidang kesehatan dan juga lingkungan” ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Australia dan Indonesia telah menetapkan Palembang sebagai salah satu prioritas untuk investasi di bidang infrastruktur.
“Saya mengajak masyarakat untuk hidup bersih membebaskan dari stunting meskipun Sumatera Selatan saat ini sebagai Provinsi yang terbanyak penurunan stuntingnya” jelas Deru saat ikut melakukan peninjauan.
Di tempat yang sama, Walikota Palembang, Harnojoyo mengatakan sambungan pipa IPAL ke pelanggan akan segera dilaksanakan.
Menurutnya, estimasi biaya per sambungan itu mencapai Rp25 juta. Pihaknya telah menganggarkan dana untuk pekerjaan tersebut baik di tahun ini maupun tahun 2024 mendatang.
“APBD tahun ini kita sudah anggarkan 15 miliar sekarang sudah proses tender. Tahun depan akan kitaanggarkan 50 miliar dan provinsi juga 50 miliar,” ungkapnya.(*)