Editor: M. Anton
JITOE – Pasar Cinde sebagai bangunan cagar budaya kini hanya tumpukan tiang pancang ditutupi semak. Setelah akhir tahun 2022 lalu mengalami kebakaran karena arus listrik pendek, Pemprov Sumsel mulai melakukan kembali revitalisasi pembangunan Pasar Cinde dengan menggunakan APBD 2023 dan mengembalikannya sebagai pasar tradisional.
Sejak 2018, pedagang terpaksa menempati lapak sementara yang sempit untuk berjualan. Rencananya, pasar tersebut akan dibangun menjadi lebih modern dan terkoneksi dengan stasiun LRT. Namun, setelah bangunan pasar dirobohkan, proyek itu mangkrak karena masalah pendanaan.
“Pasar yang kita banggakan ini begitu istimewa, bangunannya harus lebih nyaman, tapi kegunaanya tetap menjadi pasar tradisional. Intinya pedagang nyaman, yang pembeli nyaman. Sambil kita menunggu proses, saya minta ini dijaga,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru, Jumat (13/1/2023). .
“Untuk pedagang yang jadi korban kebakaran sudah mendapatkan bantuan modal dengan total 391 juta. Kemudian untuk revitalisasi akan mengembalikan fungsi Pasar Cinde sebagai pasar tradisional, anggaran sudah masuk di APBD 2023,” uangkapnya.
Ketua DPW IKAPPI Sumsel, M Arris Alkautsar mengatakan menyambut baik rencana Pemprov Sumsel untuk mengembalikan fungsi awal Pasar Cinde.
Setelah direvitalisasi maka pedagang dapat berjualan dengan nyaman yang mana diketahui perencanaan pembangunan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Permukiman Sumsel sedangkan pihaknya melaksanakan.
“Untuk desain atap itu Insyaallah kalau hujan atau hujan angin ini kuat bangunannya, sedangkan kondisi di lantai Insyaallah tidak tergenang air karena sudah dibuatkan aliran saluran air,” pungkasnya. (*)