Jitoe ā Bringas jauh dari keramahan, begitulah kesan yang dimunculkan oknum petugas PLN saat menyambangi pelanggannya yang dinilai menunggak pembayaran. Bukan menunggak bertahun tahun, tapi telat sebulan dan mendekati jatuh tempo bulan kedua.
Pengalaman yang tak mengenakkan ini, menimpa wartawan senior Suprapto Ramadhan yang saat ini masih dalam kondisi pemulihan kesehatan karena menderita sakit berat dan harus cuci darah setiap hari Rabu dan Sabtu.
Prapto yang tinggal di Perumahan Sukabangun Indah II Blok R No.1 RT.56 RW.08 Sukajaya, Sukarami Palembang ini mengaku kian droop diperlakukan kasar oleh oknum-oknum PLN yang mendatangi rumahnya.
Menurut Prapto, seperti yang diutarakannya di Extranews, Selasa siang (16 /3) kediamannya didatangi oknum petugas PLN berjumlah lima orang. Dua di mobil dan tiganya lainnya turun.
Tanpa etika mereka langsung membuka pagar dan langsung mengeluarkan kata-kata bernada menghakimi, sambil mengeluarkan secarik kertas. Bila tak melunasi tunggakannya hari itu juga meteran akan dibongkar.
Tak jelas nama oknum ini, karena tidak mengenalkan diri dan tidak menunjukkan identitas. Tak sampai disitu yang seorang diketahui berkacamata dan berbaju putih berucap dengan nada menekan serasa meremehkan. ā Kan sudah diperingati, ngapo kamu masih nunggak,ā ucapnyo.
Merasa dirinya belum genap dua bulan menunggak pelanggan yang diketahui adalah tokoh masyarakat dan Ketua RT setempat memohon jeda waktu agar besoknya untuk dilunasi ( Redā¦ maksudnya Kamis 17 Maret 2021 ) mengingat masih ada jeda tiga hari sebelum tanggal 20. Namun para oknum itu tak mau tahu dan hari itu juga harus dilunasi. Tidak mau terjadi keributan akhirnya iapun berjanji akan melunasi hari itu juga namun sekitar jam tiga an sore.
Ketiga oknum dengan wajah tidak bersahabat 9ni kemudian berlalu menuju mobil, dari dalam mobil itu terdengar suara tinggi. ā Sudah bayar dio,ā? kemudian dijawab oleh oknum yang lain ā jam tiga, jam tiga kagek,ā dengan suara yang tak kalah keras dan disengaja agar dirinya malu sehingga didengar oleh sebagian warga.
Ketika ditanya mengapa dirinya sampai telat membayar rekening listrik, pria yang juga menjabat Wakil Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan ini juga mengakui jika keterlambatan membayar tagihan rekening listrik ini adalah kesalahan dan kelalaiannya sebagai pelanggan. Namun yang disesalkan adalah tindakan dan cara ā cara yang ditunjukkan oleh petugas lapangan yang dinilai tidak bersahabat dan menganggap remeh pelanggannya.
ā Kelalaian hingga menunggak ini memang kesalahan saya, saya tidak menyesalkan PLNnya tapi yang saya sesalkan para petugas lapangannya yang tidak tahu sopan-santun, padahal sudah tua semua. Kita ini sudah dialam merdeka tidak boleh satu pihak ke pihak lain mengintimidasi, jadi tolonglah warisan zaman romusa jangan dipelihara,ā Keluh Mas Prap begitu ia akrab dipanggil kepada EXTRANEWS Kamis (18/3) yang diketahui sudah tujuh bulan recovery karena gagal ginjal dan wajib hemodialisis dua kali seminggu.
Ketua Forum RT dan tokoh pemuda Kelurahan Sukajaya Usman Syaāban ikut memberi komentarnya, ia meminta agar masyarakat tidak lalai dengan kewajibnya. Namun disisi lain mohon petugas lapangan menagih dengan cara-cara yang baik.
ā Kami mohon agar petugas penagih pembayaran listrik pln agar melakukan tugas nya dengan cara-cara yg baik apalagi kondisi masarakat di masa pandemi sekarang perekonomian masarakat sangat susah,ā katanya.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) RM.Taufik Husni mengatakan kalau memang benar ada oknum-oknum yang bertindak seperti itu bisa dilaporkan. Karena tidak ada yang lebih tinggi dari hukum.
āKalau memang benar ada oknum yang seperti itu silakan dicatat siapa namanya dan dilaporkan ke pihak PLN. Kalau dia petugas PLNnya bisa kena punishment apalagi outsorcing pasti kena sangsi, begitu saya kira,ā jelas Taufik melalui sambungan selulernya.
Sementara itu Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Palembang, Nanang Prasetyo saat dihubungi terkait permasalahan ini tidak memberikan jawaban secara clean karena sedang mengikuti meeting zoom. Hanya saja membalas lewat watsshap ā Terimakasih informainya ā. Namun saat di tanya tindakan dan upaya apa yang akan diambil hingga berita ini diturunkan belum memberikan komentarnya. (uzi)